Wacana Kita - Inilah pesan yang sangat menggugah. Pesan yang saya baca di Halaman Facebook-nya Gus
Nadirsyah Hosen. Pesan beliau adalah:
Pertama, jangan malas! Konon salah satu
penyakit yang tidak ada obatnya itu adalah penyakit malas. Banyak hal yang
menyebabkan kita dilanda kemalasan. Orang yang banyak masalah biasanya menjadi
malas. Begitupula orang yang tidak punya target dalam hidup biasanya senang
bermalas-malasan.
Gus Prof. Nadirsayah Hosen |
Orang yang terkena penyakit malas dia akan
membuang waktunya tanpa melakukan apapun seolah waktu itu tidak berharga
baginya. Orang malas cenderung menggampangkan persoalan dengan menunda-nunda
mengerjakannya. Itulah sebabnya salah satu doa yang dianjurkan Rasulullah SAW
untuk kita baca itu agar kita berlindung kepada Allah dari rasa malas.
Kedua, jangan putus asa! Biasanya orang malas
akan cenderung mudah menyerah. Tidak punya spirit of fighting. Dia menganggap
untuk apa berjuang toh hasilnya pasti kalah juga. Ini orang yang sudah kalah
sebelum bertanding.
Alih-alih mengatur strategi dalam hidup, kita
cenderung menerima keadaan dan tidak lagi mau berikhtiar. Anda boleh saja
terlilit hutang, ditinggalkan kekasih, diberi cobaan penyakit, didera berbagai
fitnah, namun apapun itu selama anda tidak berputus asa, anda masih bisa
bangkit kembali.
...dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir.’(QS. 12:87)
Buat yang suka menuding orang lain kafir hanya
karena berbeda pendapat, baca deh ayat di atas: jangan-jangan kita pun juga
masuk kategori kafir kalau kita mudah putus asa dari rahmat Allah.
Orang yang putus asa itu seolah tidak percaya
bahwa Allah tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuan kita; tidak
yakin bahwa bahkan binatang melata pun Allah beri rejeki; tidak percaya diri
bahwa sesuai janji Allah dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.
Ketiga, jangan lupa bersyukur! Mereka yang
malas dan mudah putus asa biasanya jarang bersyukur. Apa yang mau disyukuri,
lha wong hidup kami ancur-ancuran begini? Begitu biasanya dalih mereka.
Tapi kawan selama nafas masih ada dan selama
mentari masih bersinar hidup kita ini layak untuk kita syukuri. Tengoklah sekeliling
kita: betapa banyak orang lain yang sebenarnya jauh lebih menderita ketimbang
kita.
Gak percaya? Tanyakanlah pada para pemulung
yang kebingungan melihat kita ngedumel karena koneksi wifi yang lemot;
tengoklah mereka yang tidur beratapkan langit dan diterangi kerlip bintang
sementara kita terus menggerutu listrik PLN yang byar-pet; dan dengarkan
pengamen kecil yang bersenandung riang mengetuk kaca mobil kita di lampu merah
sementara kita stress kehilangan proyek.
Mereka yang pandai bersyukur artinya percaya
bahwa Allah akan menambah nikmat yang ada --entah kapanpun atau bagaimanapun
caranya.
Mereka yang tetap bersyukur meski diuji dengan
berbagai cobaan akan lebih optimis memandang masa depan --semua akan indah pada
waktunya.
Mereka yang bersyukur akan semakin rajin
beribadah dan bekerja karena syukur mereka telah melampaui kesabaran mereka --
tidak heran Allah kerap memuji mereka.
Mereka yang tidak pernah lupa bersyukur adalah
mereka yang memulai harinya dengan energi positif; bukan dengan meratapi
penderitaan, apalagi nyinyir melihat kesuksesan orang lain.
Jangan malas.
Jangan mudah putus asa.
Jangan lupa bersyukur.
Bismillahi tawakaltu 'alallah wa la hawla wa
la quwwata illa billah
Tabik,
Oleh: Gus Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand
dan Dosen Senior Monash Law School
Sumber: facebook.com/NadirsyahHosen/
Post a Comment