Wacana Kita - Semacam Pendahuluan

Sisi menarik dalam dunia intelektual adalah tarik menarik antar teori satu dengan teori yang lain. Dimana sejarah pemikiran kian berkembang pesat seiring institusi pendidikan dengan segenap dinamikanya.hanya saja, barangkali tidak berlebihan jika saya katakan bahwa, institusi pendidikan yang ada tidak sebanding dengan kualitas pemikiran yang lahir dari dalam institusi tersebut.
Memang aneh. Akan tetapi begitulah pakta sejarah yang tidak dapat kita hindari hari ini. Meskipun di sisi yang lain, kemunduran intelektualitas semacam ini adalah akibat dari implementasi sebuah pemikiran.
Karl Marx - Wacana Kita
Di Indonesia sendiri, belakangan ini masyarakat kembali dihantui dengan ketakutan-ketakutan akan adanya sebuah teori atau paham. Baik paham-paham yang berbau komunis maupun paham-paham yang bersumber dari dinamika wacana keagamaan. Untuk kategori yang kedua, kita cukupkan wahabisme sebagai salah satu contoh. Bagai saya, jika keduanya benar-benar ada dan harus dipilih, saya memilih untuk takut pada kategori yang kedua. Tetapi, karena keduanya adalah buah dari pemikiran manusia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk takut pada salah satu atau keduanya. Bahkan, apapun pemikiran dan paham yang dihasilkan dari pengetahuan, seyogyanya kita justru mengapresiasi dan mengedepankan intelektualitas dibandingkan penolakan-penolakan subyektif tanpa argumentasi yang baik. Dimana dalam bentuk seperti ini acapkali diwarnai dengan kekerasan dan provokasi.

Komunisme hadir sebagai akibat dari semangat kapitalisme yang menganggap kaum petani dan buruh adalah bagian dari alat produksi semata. Sementara, aspek kesejahteraan ekonomi para petani dan buruh tidak pernah dihiraukan. Dalam perkembangannya, komunisme sendiri melahirkan dua faksi internal. Komunisme teoritik dan komunisme revolusioner dimana keduanya memiliki cara perjuangan dan teori masing-masing menuju masyarakat sosialis atau apa yang mereka sebut sebagai masyarakat utopis.

Ide Dasar dan Sejarah Lahirnya Komunisme

Sebagai produk ideologi, komunisme pertama kali disebarluaskan sejak meletusnya revousi Bolshevik di Uni Soviet (dan berganti nama menjadi Rusia sejak 1991-sekarang) pada 7 November 1917. Di Soviet, komunisme sampai menjadi satu-satunya partai politik pada era kepemimpinan Josef Stalin dan berakhir di masa kepemimpinan Mikhail Gorbachev (Bridged O’Laughlin: 1975). 

Komunisme juga sempat mencicipi era kejayaan di belahan Eropa dan Asia. Meskipun di tanah kelahirannya sendiri, komunisme tidak bertahan lama, sebagaimana sejarah revolusi Jerman juga berkata lain. Di daratan Asia Timur, komunisme dideklarasikan pertama kali oleh Mao Zedong pada tahun 1949. Deklarasi komunisme di Tiongkok ini kemudian diikuti oleh Negara-negara lain seperti Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan Laos. Di Tiongkok, sampai kepemimpinan Xi Jinping, Partai Komunis Tiongkok masih mendapatkan suara terbanyak dibandingkan 8 Partai lainnya. Penting dicatat, bahwa komunisme di Rusia sendiri tidak mampu bertahan sampai satu abad. Ide dasar komunisme disandarkan pada teori sosialisme-komunisme yang pertama kali dikenalkan oleh Karl Heinrich Marx (1818-1883). Ide dasar ini muncul sebagai tanggapan Marx terhadap apa yang dianggapnya sebagai sosialisme utopis oleh tiga pemikir besar di Eropa. Sosialisme utopis ini sebenarnya juga mempunyai maksud yang sama dengan Marx. Yakni meninjau kembali paradigma kapitalisme. Tiga pemikir sosialisme utopis ini adalah Robert Owen (1771-1858) di Inggris, Saint Simon (1760-1825), dan Fourier (1772-1837) di Perancis. Marx menilai pemikiran ketiganya sebagai sosialisme utopis karena Marx menganggap teori sosial mereka tidak dibarengi dengan tindakan nyata. Oleh karena itu, menurut Marx, masyarakat butuh sebuah gerakan yang radikal (revolusioner). Selanjutnya Marx menyusun teori-teori sosial yang bertumpu pada hukum-hukum ilmiah. Dari dasar itulah Marx menyebut teorinyadengan sosialisme Ilmiah. Dalam proses penyusunan teori ini, Marx banyak mengadopsi banyak pemikiran Hegel (1770-1831) terutama pemikiran tentang dialektika. Meskipun di sisi lain Marx juga mengkritik idealisme Hegel. Sampai pada puncaknya Marx (bersama Engels) menerbitkan banyak karya. Terutama Manifesto Komunis yang kemudian menjadi basis dari teori komunisme.

Agaknya, sosialisme-komunisme yang ditawarkan Marx, memang bertumpu pada dua teori besarnya. Yakni dialektika materialistik dan materialisme historis. Dari dua teori ini, kita baru dapat memahami teori Alienasi Marx untuk menunjukkan identitas masyarakat kapitalis, masyarakat sosialis, dan masyarakat komunis. Dimana, menurut Marx, perubahan masyarakat dari feodal ke kapitalis dan kemudian menjadi komunis adalah perubahan yang tidak dapat terhindarkan. Karena pertarungan antara masyarakat proletar dengan masyarakat kapitalis inilah pertarungan kelas terakhir yang dapat membentuk masyarakat komunis; masyarakat tanpa pertentangan kelas. Hanya saja, gerakan perubahan anti kapitalisme ini kemudian dilakukan dengan menggunakan sistem partai politik sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. Karenanya, komunisme mengedepankan prinsip kepemilikan bersama (rakyat) sehingga Negara harus menguasai alat-alat produksi untuk memenuhi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata. Bermula dari dasar pemikiran Marx inilah kemudian komunisme kemudian disebut-sebut juga dengan istilah Marxisme.

Dalam gerakan politik komunisme internasional, dasar komunisme juga mendapatkan sentuhan dari pemikiran Lenin. Sentuhan Lenin inilah yang kemudian memunculkan istilah Marxisme-Leninisme. Secara umum, Lenin sebenarnya justru menerapkan marxisme pada konteks Uni Soviet. Dalam hal ini, Lenin melakukan elaborasi atau penafsiran terhadap pemikiran Marx dan Engels, khusunya tentang konsep Negara. Menuju komunisme Soviet, Lenin mempertanyakan kembali tentang konsep Negara dengan pendekatan teori materialisme historis-nya Marx. Dimana, bangunan masyarakat terdiri atas basis yang merupakan aspek ekonomi dan suprastruktur, yaitu aspek non-ekonomi yang ditopang oleh apa yang terjadi pada aspek ekonomi. Karenanya, meskipun sampai hari kita juga masih menyangsikan adanya masyarakat tanpa Negara, sebagaimana teori politik marxisme, Lenin justru sudah menerapkannya pada Soviet meskipun terhitung gagal. Lantas, sebagai penutup, mungkinkah konsep masyarakat tanpa Negara hari ini masih bisa terwujud? Dan apakah komunisme masih ada hari ini?

Oleh: Muhammad Mahrus
Next
Newer Post
Previous
This is the last post.

Post a Comment

 
Top